Ujian Bahasa

Sabtu, 20 Mei 2017. Adalah hari dimana lembaran ujian sertifikasi Bahasa Italia dari Universitas Perugia dapat dibuka dari amplop, dan dikerjakan oleh semua peserta ujian di seluruh Italia. Seperti diketahui, bahasa-bahasa yang tergabung dalam Persatuan Uni Eropa memiliki kategori kompetensi yang terstandardisasi, yaitu: Level A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. Sistem ini disebut juga sebagai "CEFR" atau Common European Framework of Reference for Languages. 

Perbedaan level-level tersebut terbagi berdasarkan beberapa aspek tertentu dan kebutuhannya masing-masing, misalnya untuk level 'A' Basic User (A1 & A2) menuntut kemampuan untuk dapat mengerti kosa kata dasar yang digunakan sehari-hari, memperkenalkan diri sendiri dan menjelaskan kebutuhan dasar dengan cepat. Sementara level selanjutnya, level 'B' Independent User (B1 & B2) memiliki capaian yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk menjelaskan lebih rinci mengenai apa yang dipikirkan, memulai atau melanjutkan suatu diskusi, dan menulis sebuah karangan. Level terakhir adalah level 'C' Proficient User (C1 & C2) dimana kemampuan untuk memahami suatu topik akademik, hingga kemampuan untuk merespon suatu pembicaraan dengan tiba-tiba sudah dapat dikuasai. Pada dasarnya, level 'C' adalah level penyetaraan dengan kemampuan berbahasa masyarakat lokal. 

Setiap level memiliki ujiannya sendiri-sendiri, dan setiap ujian yang berhasil dilewati akan dihadiahi sebuah sertifikat. Biasanya, sertifikasi bahasa ini digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya di Italia, sertifikat untuk level A dibutuhkan para imigran untuk mendapatkan izin tinggal. Sementara level B untuk melanjutkan studi di universitas dan level C untuk bekerja. Di negara lain, ketentuannya berbeda. 

Sejak November 2016, aku mengikuti sebuah kursus bahasa 2x seminggu yang diadakan oleh Liceo Classico, sebuah sekolah negeri di kota Oristano. Kursus ini tidak dipungut biaya, lebih tepatnya dibiayai negara untuk para imigran, tenaga kerja asing, dan juga pelajar asing. Liceo Classico Oristano selama belasan tahun telah bekerja sama dengan Universitas Pelajar Asing di Perugia untuk mengadakan ujian sertifikasi bahasa italia keluaran CELI. Seperti halnya ujian sertifikasi bahasa Inggris yang memiliki institusi yang berbeda, seperti TOEFL, IELTS, dll., di Italia juga paling sedikit ada 3 'merk' ujian yang paling terkenal, masing-masing adalah CELI, CILS, dan Plida. 
----------
Hari ini, aku melakukan ujian sertifikasi bahasa untuk level B2. B2 merupakan level tertinggi yang dapat diambil oleh remaja dengan usia 16-18 tahun. Pada level B2 ini, ada 5 fase yang harus dilewati, yaitu reading test, writing test, speaking test, listening test dan vocabulary test

Di sebuah ruangan sekolah Liceo Classico, aku dan 8 peserta lain memulai mengerjakan soal reading test dan writing test jam 9.15 pagi. 2 orang pengawas memastikan registrasi diri sudah kami isi, dan tidak ada kegiatan mencontek selama ulangan berlangsung. Untuk level B2, reading test terdiri dari 3 model soal. Model soal pertama adalah menjawab soal pilihan ganda seputar artikel yang ada. Model soal selanjutnya adalah kita diberikan 2 artikel yang esensinya serupa. Kemudian ada 15 statement yang berkaitan dengan salah satu dari 2 artikel tersebut, dan kita diminta untuk menentukan artikel mana yang berkorelasi dengan statement tersebut. Sementara model soal terakhir adalah kita diminta untuk merespon sebuah pertanyaan, menuliskan satu kalimat seputar suatu cerita pendek. 

Writing test terdiri dari 2 essay. Essay pertama mengenai teks argumentatif seputar suatu topik yang telah ditentukan. Kita diminta untuk menulis minimal 120 kata hingga 180 kata. Sementara teks essay kedua adalah membalas email dari suatu teman, lagi-lagi dari topik yang telah ditentukan. Bedanya adalah untuk teks kedua ini, jumlah kata yang dapat kita gunakan hanya 80-100. Penggunaan tanda baca, ejaan, grammar, kohesi dan koherensi teks menjadi acuan untuk menilai karangan tersebut. 

Setelah tahap pertama dan kedua selesai, dengan durasi 2 jam 15 menit, tahap ketiga 'listening test' pun dimulai, dilanjutkan dengan tahap keempat 'vocabulary test'. Listening test memiliki 2 model soal, yaitu menjawab soal pilihan ganda dari suatu cerita yang diperdengarkan, dan model soal lainnya adalah memutuskan statement mana yang berkorelasi dengan suatu wawancara yang sedang dilangsungkan. Hampir mirip dengan model soal reading test

Sementara itu, vocabulary test yang memiliki 3 model soal ini menjadi salah satu tahapan yang cukup sulit karena kita harus menebak kata yang sesuai dengan kalimat tidak lengkap, menyatukan 3 kalimat berbeda menjadi kalimat majemuk, dan juga menentukan imbuhan yang tepat dari suatu kata pada sebuah kalimat. 

4 tahapan tersebut akhirnya selesai jam 2 siang, dan kami diberikan waktu satu jam untuk makan dan beristirahat. Aku mengistirahatkan otak di sebuah bar kecil bersama teman-teman lainnya. Menu makan siang instan, chicken burger, menjadi pilihan andalan di waktu yang sempit. 

Tahapan terakhir pada ujian ini adalah speaking test, dimana masing-masing orang akan diinterview dan diajak berkomunikasi. Mula-mula, pelaksana wawancara menanyai background tiap peserta, seperti nama, studi, pekerjaan, tempat tinggal dan lain sebagainya. Karena aku yang merupakan siswa pertukaran pelajar, aku ditanyai mengenai pengalamanku selama di Italia. Hal-hal apa saja yang aku sukai dan yang aku rindukan dari tempat asalku. Pembicaraan ini semacam 'pemanasan' sebelum masuk ke model diskusi yang pertama. 

10 menit sebelum giliranku untuk diwawancara, aku diberikan 3 lembar yang berbeda. Lembar pertama adalah sebuah cerita pendek, yang kemudian harus aku hafalkan dan aku ceritakan ulang menggunakan kata-kataku sendiri. Kemudian ada lembar kedua dengan sebuah gambar yang harus aku deskripsikan menurut tafsiranku sendiri. Terakhir, lembar yang memuat sebuah perkara/kasus antar 2 orang dan harus aku simulasikan dengan pelaksana wawancara. 

Wawancaraku berlangsung selama 10 menit dan ketika pelaksana wawancara mengangguk, mengucapkan: "Cukup", aku langsung menghela nafas dan bersyukur karena semua rangkaian ujian hari itu sudah resmi berakhir. 

Kini, aku harus menunggu proses verifikasi dan penilaian ujian yang akan dilakukan oleh panitia ujian di Universitas Pelajar Asing di Perugia. Hasil dari ujian tersebut akan diumumkan secara online pada bulan Juli/Agustus 2017. Aku harap, aku dapat lulus dari ujian tersebut, dan jika memang dinyatakan lulus, maka sertifikat kelulusan akan dikirimkan ke rumahku di Indonesia. 

Comments

Popular Post