Marathon Presentasi

Hi gengs! 

AFS Intercultural Program. 'Intercultura'. 'Antarbudaya'.
Dari nama program tersebut aja, udah jelas tujuan program ini apa. 

Sebenernya bukan hanya budaya saja, tapi saling belajar persepsi, gaya hidup dan kepercayaan masing-masing, termasuk hidup rukun satu rumah meski agama berbeda. 
Disnilah gue Alhamdulillah dapet kesempatan untuk menyiarkan, atau mempresentasikan tentang Islam. 

Di sekolah, gua ada pelajaran agama, gurunya guru katolik. Tapi sebenrnya pelajaran agama di sekolah itu lebih ke 'pelajaran budi pekerti'. Kalau di Indonesia kan nama mata pelajaran seperti ini umumnya adalah: "Pendidikan Agama dan Budi Pekerti", tapi umumnya kalau gue di sekolah belajarnya justru ilmu-ilmu agama, contoh: solat jenazah, doa jenazah, sejarah Islam, dll. Penting seperti itu. Nah, disini bedanya adalah pelajaran agama disini lebih banyak menekankan ke budi pekerti, contoh-contoh materi pembelajarannya adalah: kesadaran terhadap diri sendiri, berbakti pada orang tua, dll. tanpa dalil. 

So... di sekolah gue itu ada 3 guru agama, semuanya perempuan. Namanya: Prof. Illotto, Prof. Fanari, dan Prof. Marongiu. Yups, seperti gua pernah bilang di post sebelumnya, guru-guru di Italia dipanggil Prof (kependekan dari Professore atau Professoressa). Ceritanya adalah, ketiga guru ini sedang mengadakan sebuah projek kecil untuk memperkenalkan agama lain selain agama Nasrani ke siswa-siswi yang duduk di kelas 2 SMA (disini SMA-nya 5 tahun).

Di sekolah gue ada orang dari China, memang keluarganya sudah tinggal disini. Dan dia beragama Buddha. Kemudian ada juga siswa yang blasteran orang India dan beragama Hindu. Meskipun minoritas, tetapi ada pula agama lain selain Nasrani. Yang kebetulan gak ada adalah agama Islam, jadilah guru-guru tersebut meminta kesediaan gue untuk berpartisipasi dalam project tersebut. 

Suatu kehormatan bagi gue untuk bisa memberikan informasi sedikit tentang Islam kepada temen-temen di sekolah. Gua bukanlah seorang muslim yang sempurna, disini masih banyak kesalahan, tetapi jika gua mampu untuk memberikan informasi tentang Islam, maka akan gua lakukan. 

Alhasil, gua mempersiapkan sebuah presentasi melalui powerpoint. Ternyata, untuk membuat powerpoint tersebut gak mudah. Gua cari-cari referensi dari internet, dll. Sebenernya yang sulit bukan karena informasinya, tetapi karena terlalu banyak informasi dan topik yang ingin gua jelaskan, gua mendapati kesulitan sedikit untuk memilih mana informasi yang prioritas dan bisa ditaruh dalam powerpoint. 

Setelah menimbang-nimbang, setelah coret sana coret sini, tambah sana tambah sini, terciptalah 8 slide + 1 cover. 8 Slide tersebut berisi tentang: Rukun Islam, rukun iman, arti dari Islam itu sendiri, seorang muslim itu yang mana sih, shalat, bulan Ramadhan, kalender Islam, hari raya Islam, hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim, Al-Quran dan Hadits. 

Slide selesai, gua pun menghadap ke salah satu guru dan menyatakan kesanggupan gua untuk membawakan presentasi tersebut. Ehh.. ternyata gak tanggung-tanggung, gua dikasih jadwal (tanggal-tanggal) melakukan presentasi. Jumlah semuanya, gua akan melakukan 9 kali presentasi. Beginilah ketika kita berpartisipasi dalam 'marathon presentasi'. 

Saat membawakan presentasi ini, gua biarkan siswa aktif untuk bertanya, sembari slide terus diputer. Pertanyaan-pertanyaan paling sering adalah tentang radikalisme, makanan haram, kenapa gak boleh alkohol, dll. Tetapi, ada juga pertanyaan-pertanyaan, yang bagi gue cukup menggelitik, antara lain: muslim gak boleh olahraga apa? laki-laki sehari-hari pake baju apa (secara gua kadang pake celana pendek atau kaos)? 

Ya gak salah sih, wong namanya juga gk tau. Tapi, ada suatu kali saat gua berkunjung ke kelas yang ke-5 (presentasi ke-5) di Kelas 2G. Gua terharu. Jadi sebenernnya, jadwal gua untuk presentasi di kelas 2G ini adalah Senin 30 Januari, tapi saat itu gua gk masuk sekolah karena ngerayain ulang tahun salah satu volunteer chapter. Jadinya, gua gak bisa memenuhi appointment untuk kelas tersebut. 

Hal yang pasti dilakukan adalah re-scheduling, tetapi gua belum nanya dan guru agama belum memberitahu di re-schedule kapan. Hingga akhirnya, Senin selanjutnya tiba (tanggal 6 Februari). Saat itu jam 11.30 dan gua lagi di kelas, duduk mendengarkan pelajaran Sastra Italia yang mampu membuat mata gua sayup-sayup. Tiba-tiba, ada 3 anak nyamperin ke kelas gua dan minta ijin ke guru gua agar gua diperbolehkan meninggalkan kelas. 

Awalnya gua gak ngeh, "Ni anak maunya apa?". Tapi berhubung kesempatan berharga untuk skip kelas tersebut, kenapa enggak gua manfaatkan? 

Ternyata mereka membujuk gue untuk dateng ke kelasnya. Untungnya gua selalu bawa flashdisk bahan presentasi, sekali lagi menoleh ke dalam kelas 2 dan melihat pelajaran yang begitu-begitu aja, tanpa pikir panjang, gua langsung aja cuss ke kelas mereka. 

Gua amat terharu ketika masuk di kelas itu, anak-anak pada tepuk tangan, bersorak sorai, dan di papan tulis tertulis: "Selamat Datang Aziz". Yups, dalam Bahasa Indonesia. Gua udah berasa jadi orang penting. Suasana batin gua bener-bener sedang berpestafora. Gua pun berapi-api saat membawakan presentasi. Gua gak canggung-canggung ngelawak dan menyelipkan komedi di sela-sela presentasi, kadang receh sih, tapi banyak juga yang ketawa. 

Sampe sekarang, gua belum bisa ngelupain momen tersebut. Di akhir presentasi, gua melayani 6x selfie. Gua keluar kelas, mengakhiri hari gua tersebut dengan senyuman lebar. Sore harinya, gua post gambar di instagram gue, selfie pertama kali yang gua ambil pake hp gua meskipun gua udah 5x presentasi. 

Keesokan harinya, sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka, gua memberikan masing-masing anak 1 gelang kayu yang gua beli di Malioboro. Enggak seberapa sih dibanding dengan betapa mereka menghargai gua. Semoga saja bisa ada kesempatan lain untuk berkunjung ke kelas itu lagi!

Comments

Popular Post