#SiamoSardiNonItaliani : Il Campo Finale (2)

"The Show"

Calling time untuk sarapan adalah jam 8.30, setengah jam sebelum kegiatan dimulai. Kegiatan pagi hari masih seputar level personal. Salah satu kegiatan yang paling popular untuk kalangan siswa pertukaran pelajar adalah 'filosofi' dibalik iceberg, atau bongkahan es.
Iceberg itu memiliki 2 sisi. Sisi yang terlihat dan tidak terlihat. Setiap bongkahan es yang terlihat di atas permukaan laut, pasti memiliki bagian lain yang lebih besar dibawahnya. Konsep iceberg ini yang telah lama digunakan AFS untuk menjelaskan hal-hal seputar pengalaman pertukaran pelajar. 

Sekilas, siswa program yang pergi ke luar negeri akan belajar tentang budaya di negara tersebut. Seperti tariannya, seni rupanya, drama, musik, makanannya, cara berpakaian, permainan, sastra, dan lain sebagainya. Paling tidak, itu adalah hal-hal yang terlihat. Namun siapa sangka, dibawah 'permukaan air', ada aspek-aspek yang lebih besar, lebih banyak yang tidak terlihat oleh orang-orang yang tidak mengikuti program ini sendiri. Yang tidak ikut nyebur ke laut untuk melihat sendiri sisi lain dari iceberg tersebut. Well, konsepnya bisa dilihat digambar diatas. 
Pleno Awal
------------
Pada tengah hari, kegiatan diistirahatkan sejenak untuk makan siang. Kami memiliki waktu bebas setelah itu selama 1 jam untuk sikat gigi, atau bahkan tidur sejenak, karena kegiatan akan dilanjutkan jam 15.00. 
Waktu bebas untuk berbincang-bincang
Level interpersonal mulai dibahas, namun tidak sebanyak dengan level sebelumnya. Pada level interpersonal ini, kegiatan hanya satu macam saja, dengan judul: "Ti racconto una storia...". Dalam bahasa Indonesia, berarti: "Ku ceritakan kepadamu sebuah kisah...". Kita diminta untuk berandai-andai, ketika sudah balik ke negara masing-masing, apa yang ingin kita ceritakan ke keluarga, ke teman-teman, ke sekolah, dan ke orang terdekat. Momen apakah yang sangat ingin kita bagi ke orang-orang tersebut. Selembar kertas diberikan kepada kami, dan kami pun mulai menulis essay singkat.  Khusus untuk level interpersonal ini, lembar kegiatan tidak kita ceritakan di depan umum, melainkan disimpan untuk dibawa pulang ke rumah. 

Kegiatan ini berlangsung hanya sekitar 1,5 jam saja, sebelum akhirnya kami diberikan waktu bebas untuk bermain di laut. Bagian inilah yang ditunggu-tunggu oleh kami semua. Menikmati masuknya musim panas di Italia. Kamera tahan air tidak lupa mengabadikan tiap momen yang ada. Kami berenang bebas, bermain perang air, selayaknya anak kecil yang selalu bahagia ketika diajak main ke kolam renang. 



Kami dari Chapter Terralba
Foto bersama
Menjelang jam 6 sore, kami balik ke hotel dan mengantre kamar mandi untuk membersihkan diri. 2 jam waktu bebas sebelum makan malam digunakan untuk berlatih sebelum talent show. Talent show merupakan kegiatan wajib yang dilakukan di setiap kegiatan camp AFS Italia. Pada camp awal, aku menari dengan latar suara lagu sajojo, bersama dengan beberapa teman-teman lainnya. Namun pada camp kali ini, tema yang diberikan adalah "My year in Italy". Sebuah pertunjukkan yang dapat menggambarkan perjalanan kami selama setahun ini. 

Talent show dilakukan setelah makan malam, di ruang pleno. 2 MC pada talent show kali ini adalah Isabella Lanza dari Honduras, dan Matteo Rivas dari Chile. Pertunjukkan pertama dimulai dari grup Sassari Generation. 3 gadis (Eylul Yilmaz dari Turki, Lau Chung Ki dari Hong Kong, dan Amparo Oliver dari Paraguay) yang di host di Centro Locale Sassari mempersembahkan sebuah tarian. Tarian ini menggunakan latar musik sebuah lagu dari film Mingle. Film ini merupakan kesan tersendiri bagi mereka, sebelum itu adalah film pertama yang mereka tonton bersama-sama. 
Matteo Rivas dan Isabella Lanza
Amparo Oliver, Eylul Yilmaz dan Yuki (Lau Chung Ki)
Sementara itu, pertunjukkan kedua dari grup Senza Nome yang mempersembahkan sebuah drama komedi tentang seorang guru bela diri yang mengajarkan murid-muridnya untuk menjadi seorang ninja. Siyang Gu dari China memang penekun seni bela diri, ia dibantu Juan Domingo dari Costa Rica berakting mengajarkan teknik-teknik bela diri kepada 4 orang siswanya: Alexi Thale dari AS, Aliisa Ikkala dari Finlandia, Facundo Macia dari Argentina dan Juan Santizo dari Guatemala. Hal-hal lucu muncul ketika mereka berempat diperintahkan untuk mengulang gerakan yang telah diperagakan sang master, namun dengan beberapa gestur-gestur yang mengundang gelak tawa. Tak hanya itu, tiap-tiap dari mereka juga disuruh menciptakan gerakan mereka sendiri, dimana katanya setiap ninja memiliki gerakan ciri khas miliknya. Namun siapa sangka, dibalik semua itu, ada pesan yang ingin disampaikan oleh mereka. Apa yang mereka pertontonkan adalah kemasan dari apa yang sedang kita lakukan di Italia. Setiap orang sedang belajar 'bela diri', sedang belajar di sebuah akademi, sedang belajar di Italia. Kita mungkin diajar oleh guru yang sama, namun setiap orang akan menyikapinya dengan hal yang berbeda. Pesan inilah yang kemudian diapresiasi oleh para volunteer, dan tentunya juga kami semua yang berada di ruangan tersebut. 
Siyang Gu, Juan Domingo, Juan Santizo, Facundo Macia, Aliisa Ikkala, Alexi Thale

Kini, giliranku. Aku akan tampil duet dengan seorang teman dari Chile, Gabriela Urra. Kami berdua tidak bisa menari sejago teman-teman lain, tidak bisa menyanyi semerdu teman-teman lain, tidak bisa berakting semenarik teman-teman yang lain. Namun, pada malam ini, dengan kemampuan apa adanya, kami telah mempersiapkan sebuah lagu yang akan kami persembahkan untuk semua. Lagu Cup Song "When I'm Gone" dari Anna Kendrick telah kuganti liriknya dan dalam bahasa Italia. Aku mulai memainkan ritme dari sebuah gelas plastik, sama seperti lagu originalnya. Pada bar ke-3, Gabi (panggilan untuk Gabriella), memulai menyanyikan lirik lagu tersebut. 
Aku dan Gabriela

Il primo giorno d'arrivati,
non sapevo neanche parlar.
Non conoscevo la famiglia, ne amici ne la scuola
E .. sentivo un po' di paura. 

Reff: 
Mi mancherai
Mi mancherete
Mi mancherete tutti voi
Grazie mille volontari
Grazie mille tutti quanti
Ohh.. vi dico alla prossima

Nessuna parola esprimera
Miei sentimenti fino qua
Ho una gioia nel mio cuore
Ma comunque sono angosciato 
Ohh.. vi dico alla prossima!

[ Artinya:
Hari pertama ketika aku tiba,
Belum tahu apapun, apalagi berbicara (bahasa Italia),
Belum mengenal keluarga, teman-teman apalagi sekolah. 
Dan, memiliki sedikit rasa takut/khawatir. 

Reff:
Aku akan merindukanmu
Aku akan merindukan kalian
Aku akan merindukan kalian semua
Terima kasih banyak untuk para relawan (AFS)
Terima kasih banyak untuk kalian semua
Ohh.. Ku katakan: "Sampai berjumpa lagi di lain waktu".

Tidak ada kata yang dapat menjelaskan
Perasaanku hingga saat ini
Ada rasa senang di dalam hati
Tapi tetap saja sedih (akan kepulangan)
Ohh.. ku katakan: "Sampai berjumpa lagi di lain waktu". ]

Lagu ini sukses membuat beberapa volunteer menitikkan air mata, dan mendapatkan standing ovation dari semua penonton. Aku dan Gabi tidak bisa menyembunyikan senyum lebar dan rasa senang kami. Kami pun akhirnya berjalan ke para volunteer dan memeluk mereka satu per satu. 

Momen nangis-nangisan tidak bisa dibiarkan terus-terusan. MC pun mengambil alih dan melanjutkan ke pertunjukkan berikutnya. "Carbonia-Iglesias Crew + 1" menyanyikan beberapa lagu yang mereka sering dengar semenjak pertama tiba di Italia hingga lagu yang sedang trend belakangan ini. 3 cewek dari centro locale Carbonia Iglesias (Andrea Ramirez dari Venezuela, Adriana Lafranconi dari Paraguay, dan Iva Matesic dari Kroasia) berpadu dengan teman perempuan dari centro locale Terralba (Mariel Nunez dari Paraguay) menyanyikan deretan lagu, mulai dari "Sofia", "Andiamo a Commandare", hingga "Despacito".
Andrea Ramirez, Iva Matesic, Adriana Lafranconi, Mariel Nunez
Lalu dilanjutkan dengan duet menari dari Danna Varela (Honduras) dan Emma Silvestri Monge (Costa Rica), disusul grup cowok yang melakukan hal yang sama, ada Phillip Mahasing dari Thailand, Marco Romor dari Austria, Thanawat Ee Kanthapoka dari Thailand dan Jorge Eduardo dari Mexico. 
Danna Varela, Emma Silvestri Monge
Marco Romor, Thanawat Eee Kanthapoka, Jorge Eduardo, Phillip Mahasing
Talent Show ditutup dengan pertunjukkan terakhir dari 7 srikandi yang menarikan tarian tradisional Sardegna. 7 srikandi ini adalah Thanyasiri, Pundaree dan Kenika Vanda Suwapanonth dari Thailand, Samira Harwardt dari Jerman, Nagomi Hamauzu dari Jepang, serta Liu Jingjing dan Chenxi Wu dari China. 
Thanyasiri, Samira Harwardt, Nagomi Hamauzu, Jingjing Liu, Chenxi Wu, Pundaree, Vanda

Setelah kegiatan talent show, kami pun beranjak ke lantai 3 untuk beristirahat. Namun sebagian dari kami berkumpul di ruanganku untuk bermain UNO hingga jam 3 pagi. 

Photos Tambahan: Wefie on the beach




Comments

Popular Post