#SiamoSardiNonItaliani : Il Campo Finale (4)

"Last Day"

Calling time pada hari ini sejam lebih awal dari hari-hari biasanya. Kami, yang kurang tidur, turun ke lobby jam 7.30 dengan mata yang terbuka sedikit, sementara semua barang sudah harus diturunkan. Aku sendiri berjalan ke ruang makan, mengambil secangkir kopi pekat untuk menahan diri agar tidak tidur. 

Kegiatan hari ini tidak banyak, setelah sarapan, kami diberikan selembar kuesioner untuk diisi. Kuesioner ini merupakan feedback kami terhadap bantuan dan asistensi dari AFS Intercultura selama melakukan program. Kegiatan selanjutnya pun merupakan pleno akhir dimana post-it ekspektasi yang kami tulis di hari pertama camp, dibaca lagi. Dan kami cukup puas bahwa ekspektasi-ekspektasi tersebut telah dicapai. 

Kami diberikan sebuah kertas berwarna dan spidol. Di kertas tersebut, kami menuliskan satu kata untuk mendeskripsikan pendapat kami tentang camp 4 hari terakhir. Kata-kata tersebut beragam, ada yang menuliskan: "Friends", "Nice", "Splendid", "Amazing", "Unforgettable", dll. Lalu, ditengah kami, ada sebuah koper kecil yang kosong. Seorang volunteer menaruh lembaran post-it ekspektasi ke dalamnya. Dan meminta kami untuk menaruh lembaran-lembaran kata yang sudah kami tulis ke dalam koper tersebut pula. Lalu, volunteer lain menutup pleno dengan menaruh 1 kata yang telah ia tulis: "Arrivederci!", yang berarti "Sampai berjumpa lagi!".

2 kegiatan kecil ini cukup kami syukuri, tidak seberat kegiatan di hari-hari sebelumnya. Namun, tibalah kami di kegiatan terakhir. Kami diminta untuk tidur dengan formasi melingkar, dan kepala berada ditengah lingkaran. Memejamkan mata. Suasana ruangan mendadak sama seperti suasana pada malam pertama tiba di camp. 

Lalu, suasana kian haru ketika seorang volunteer mulai melafalkan narasi.

"Clear your mind, don't think of anything. 
You are just about to end the program. Imagine yourself, on the 9th of July, being at Rome Fiumicino International Airport. At the check-in desk, you smiled at the check-in officer that is working on your boarding pass and your luggage. Then, you are walking towards the immigration, a point where you say bye to the volunteers who accompany you to the airport. The last Italian people you know that you meet before your departure. 

After the immigration, you are walking to Gate number 11 to board your flight that will taking you to your home country, meanwhile your friends from other country are walking to other gate. Imagine the faces of your friends. The moments where you are wondering: when we could see each other again?

You are then stepping inside the aircraft, welcomed by a pair of cabin crew with their smiles and kindly show you where your seat is and help you to settle down. A charismatic voice from the sound speaker then tolled: "Good morning ladies and gentlemen, welcome on board on flight 451 leaving to your home country". Yes! The pilot confirms that the aircraft you're in is about to take off, cruising miles away to take you back home. 

After some hours of flight, you landed in the same place where you departed 10 months earlier. Your mum, your dad, your siblings, are waiting in the arrival hall with their smiles. You are happy. You respond to their smiles with a hug. But at the same moment, you are thinking about your friends in Italy, your host family in Italy, thinking about the life you built for 10 months. 

Then, you are meeting your friends at school, meeting your teachers and other people you know. They're doing the same thing, since they've been doing their life. But what about you? 

Now, go back to this room. You are still here. You are still in Italy. You are still in this camp. Give you some time, leave yourself a moment. Think of everything you could think of, now."

Suasana menjadi sepi, alunan musik tetap berbunyi, sesekali aku mendengar beberapa nafas teman-teman yang tidak beratur, dan suara hidung yang tersumbat. Aku memahami bahwa ada beberapa dari mereka yang menangis. Aku sendiri bagaimana? 

Tidak bisa dipungkiri, aku pun memiliki perasaan sedih pada waktu itu. Mata pun sempat berair, sama seperti pada malam pertama, namun lagi-lagi tidak benar-benar menangis. Hanya satu atau dua tetes saja yang melintas di pipi. Apakah aku menjadi orang yang dingin? 

Hmm.. entahlah. Tapi yang jelas, aku sekarang menyadari satu hal. Bahwa aku belajar banyak tentang mendapat dan melepaskan. Mensyukuri dan mengikhlaskan. 

Selama setahun ini, aku telah bertemu banyak sekali orang. Melakukan beberapa perjalanan, seperti settimana di scambio (exchange week), london trip, venezia trip, ke roma, dan lain sebagainya. Dari perjalanan-perjalanan ini, aku bertemu dengan orang-orang baru dalam waktu yang singkat. Namun, tak lama setelah mengucapkan "Hi", aku harus kembali mengucapkan "Bye". 

Pada perjalanan ketiga-ku, aku memahami betul bahwa jarum jam tidak akan berhenti berdetik bagi siapapun, tidak bagiku, maupun orang lain. Aku tetap dapat merasakan kesedihan, sedih untuk berpisah, sedih untuk mengakhiri. Tapi disatu sisi, aku mulai tidak merasakan 'kehilangan' yang mendalam, tidak seperti aku yang dulu. Melainkan berfikir: "It's over", aku mulai memahami: "It's accomplished", seperti kata sending coordinator-ku, Kak Sari. 

Aku mulai menikmati hari demi hari yang aku jalani, menyusun rencana-rencanaku ke depan, tanpa lupa dimana kakiku sedang berpijak. Seperti film disney Croods, jika aku dulu takut ketika matahari terbenam, takut akan berakhirnya suatu hari karena hari tersebut penuh dengan keasyikkan, kini aku mulai memiliki rasa excited ketika matahari terbenam. Excited untuk menyambut fajar di hari selanjutnya. Excited untuk berkenalan dengan orang baru. Excited untuk belajar akan hal baru. 

Dan setiap matahari terbenam, baik itu matahari yang menemani hari yang berat ataupun ringan, suka maupun duka, akan kuteriakkan dalam hati: "Alhamdulillah, it's accomplished!"

Terbukti, sejak kegiatan terakhir tersebut, kemudian sesi tanda tangan bendera, dan di jalan pulang ke kota masing-masing, tidak ada air mata yang turun dari mataku. Sekali lagi, bukan karena aku tidak bisa sedih, tetapi karena aku bahagia bahwa aku bisa menikmati momen tersebut.

Menunggu bus
Di bus dari Lu Bagnu ke Sassari
Di kereta menuju kota masing-masing

Comments

Popular Post