All my bags are packed... (1)

Keberangkatan.
Kamis 8 September 2016
18.00 WIB, Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta
(Depannya Circle K)
PERINGATAN: BAHWASANYA POST YANG SATU INI BAKAL EMOSIONAL
Sore itu, gua dan Nada (temen sesama Serudits) tiba barengan. Kami berdua adalah peserta yang–rajin– datang pertama. Disusul peserta lain satu per satu. Sebeumnya, kita janjian ketemu di seberang Circle K/Old Coffee Town pukul 19.00 WIB. Berhubung sudah masuk waktu Maghrib, gua memutuskan solat dulu sebelum semakin banyak peserta lain yang datang.
Gema suara Adzan Maghrib menyentuh hingga ke dalam hati, sebab gua tahu bahwa perjalanan gua selama 303 hari kedepan, belum tentu mendengarkan suara adzan. Gema takbir para jamaah, lantunan ayat Al-Quran yang dilafalkan dengan indah oleh Pak Imam, serta gerakan solat yang nyaris sempurna, merupakan suatu hal yang baru gua rasakan sangat amat menyentuh. Selama ini, gua solat, seperti melakukan kegiatan/rutinitas sehari-hari. Tetapi, ketika lu tahu bahwa dalam waktu yang dekat, hal itu akan susah dijumpai, maka seketika momen tersebut akan menjadi istimewa.
Setelah selesai shalat, gua balik ke meeting point dimana temen-temen Srudits lainnya sudah mulai banyak yang kumpul. Begitupun Kak Sari (Koordinator Sending Kantor Nasional Bina Antarbudaya), Kak Zharah (Assistant Travel Kantor Nasional Bina Antarbudaya), dan kakak-kakak volunteer lainnya.
By the way, gua bakal cerita alkisah asal muasal nama Srudits (Angkatan AFS Indonesia Placement Italy Year Program 2016-2017). So, Srudits merupakan kependekan dari SERUDUK ITALY. Suatu ketika, jauh sebelum kita berangkat. Anak-anak AFS tujuan Italy sudah buat grup di sosial media. Ada lah suatu momen ketika kita lagi heboh dengan jumlah barang bawaan dan berat maksimal. Mohon bagi yang menyepelekan hal packing, bayangkan Anda akan berangkat ke suatu tempat selama hampir setahun, harus masuk pakaian yang cukup dan oleh-oleh yang dibagikan ke orang-orang baru di lingkungan nanti, tetapi berat barang bawaan Anda dibatasi hanya 23kg. Baiklah, suatu ketika, ada pertanyaan: “Ke kabin boleh bawa tas dan koper kan ya? Koper taruh di kompartemen atas, sedangkan tas dibawah kursi ya?”
Pertanyaan itu, gua jawab: “Mending, kita boarding duluan, masukin tas sama koper di kompartemen atas. Sebab, perjalanan jauh, gk enak klo kaki tuh kebatas sama tas.” .. Sonia dari chapter bandung merespon: “Jadi, kita seruduk tuh pesawat???”..
Jadi, receh sih, tapi itulah kenapa kita menyebut diri kami sebagai Seruduk Italy.
Okay, Rayhan (Tujuan Spanyol) dan Sonia belum dateng hingga pukul 19.30, maka dari itu Kak Sari memutuskan untuk memulai briefing. Briefing ini wajib dilakukan untuk semua peserta yang akan berangkat. Hal yang dibahas seputar prosedur keberangkatan, selama travelling dan ketika tiba di airport negara tujuan.
Rombongan Srudits ini berangkat bersama 1 orang peserta AFS Spanyol, dan 1 orang AFS Argentina. Jumlah yang berangkat dari Jakarta-Doha adalah 16 orang, sedangkan dari Doha kita berpisah :( . Ketua Rombongan yang ditunjuk adalah gua, sedangkan gua dibantu oleh seorang bonek Suroboyo, Acha.
Salah satu volunteer membawa banner bertuliskan “Selamat jalan, sampai jumpa lagi” yang merupakan banner kehormatan bagi yang berangkat tiap tahunnya. Dengan memegang banner itu, kita berfoto bersama. Kemudian semua tas, koper kabin maupun bagasi sudah dilabeli dengan luggage tag kuning.
(Belakang kiri-kanan: Pia, Sekar, Acha, Aziz, Putra, Chandra, Rana
Depan kiri-kanan: Salsa, Aren, Nada, Fira, Cila
Tidak hadir: Sonia, Arifi)
Sebelum masuk ke ruang aula check-in, beberapa ladies dari Srudits membawa sebuah dus 1 lusin donat Jacko dengan beberapa batang lilin yang menyala. Gua sangat terkejut. Ternyata hal itu dipersiapkan oleh mereka untuk merayakan hari ulang tahun gua yang jatuh sehari sebelum keberangkatan. Selain terkejut, tentunya gua tersentuh. This new family will take care of me, and I will take care of them too.
Credits to: Video Rana, click here
Next, kita ber-16 masuk ke aula check-in pukul 20.30. Counter check-in pun belum buka. Kita antre di counter khusus untuk group check-in. Serasa mendapatkan jalur prioritas, sebab banyak penumpang lain yang antre mengular di konter check-in biasa.
Jam 21.00 tepat, counter check-in dibuka, dan kita melakukan check-in satu persatu. maskapai yang kita pakai adalah Qatar Airlines dengan nomor penerbangan QR 955. Check-in selesai jam 21.45 untuk semua orang, dan kita kembali ke aula pengantaran (depan circle K) untuk bergabung dengan keluarga.
Dalam quality time bersama keluarga, gua manfaatkan ngobrol bersama adik, ayah, bunda dan tante yang turut mengantar. Sekaligus makan sepiring nasi goreng Bakmi Ji Em. Pukul 22.30, gua dan Acha mengumpulkan teman-teman, kemudian doa bersama. Dan saat itu, kita semua masuk ke ruang check-in lagi, namun kali ini akan langsung menuju imigrasi, dan berpisah dengan keluarga.
All my bags are packed, and I’m ready to go. 
I’m standing here, outside your door. 
I hate to wake you up to say goodbye. 
But the dawn is breakin, it’s early morn
The taxi’s waiting, he’s blowin his horn
Already I’m so lonesome I could die

So kiss me and smile for me
Tell me that you’ll wait for me
Hold me like you’ll never let me go
Cause I’m leavin on a jetplane
Don’t know when I’ll be back again
Oh babe, I hate to go…
Okay, lagunya agak lebay.
Kami ber-16 langsung mengarah ke imigrasi. Kita akan boarding melalui gate D2, QR 955 jam 00.20 WIB Boeing 787-8 Dreamliner. Tidak lama kemudian, panggilan boarding bergema di ruang tunggu. Kaki ini bergetar sejenak, masih belum 100% yakin untuk melangkahkan kaki masuk ke pesawat, meninggalkan sebuah tempat yang selama 18 tahun 1 hari kusebut sebagai rumah. Akan tetapi, melihat semangat teman-teman yang lain, menguatkan gua untuk membawa mereka terbang menjelajahi angkasa.
Selama di pesawat, gua duduk sama Nada. Nothing special, selama 8 jam 20 menit, gua manfaatkan untuk tidur. >> Skip forward
Pembajakan Telepon Seluler di Pesawat
Sekitar pukul 4.15 pagi waktu Doha, kita mendarat di Hamad International Airport. Sebelum masuk departure hall, semua penumpang harus melalui screening process dulu. Setelah itu beres, gua sama temen-temen yang muslim mencari musholla untuk shalat subuh.
Keliling Nyari Musholla
Setelah shalat subuh, Rayhan pamit karena pesawat menuju Madrid akan boarding lebih cepat. Anak-anak Srudits bujukin gua untuk nraktir mereka burger king, sebab ultah. (-_-). Gua pun nyari atm untuk narik duit. Lebih mending narik duit lewat atm daripada ngantri panjang untuk nuker di money changer.
Setelah narik duit, kita menuju burger king. Ternyata di food court tersebut, ada 3 masalah.
1) Antrian panjang.
2) Gak ada kursi.
3) Bentar lagi boarding.

Alhasil, gagal deh gua nraktir mereka burger king. Tapi sebagai gantinya, gua beli coklat Qatar seharga 60 Qatar Riyal dan dibagiin ke mereka.

Kemudian Indah (AFS Argentina berpisah), dan Srudits kali ini akan menaiki QR 131 jam 7.55 menuju ROMA. Perjalanan memakan waktu sekitar 5,5 jam. 
Di post selanjutnya, cerita akan berlanjut ketika kita sudah menginjakkan kaki di aspal bandara Fiumicino Roma.

Comments

Popular Post