All my bags are packed... (3/Final)

Sabato, 10 Settembre 2016

Pagi ini adalah momen yang ditunggu-tunggu. 496 anak akan segera bertemu dengan orang-orang yang akan menyambut mereka di rumahnya untuk 10 bulan kedepan. Orang-orang ini, yang dengan rasa optimis, cepat atau lambat akan menjadi keluarga barunya. 

So, 14 orang Srudits (termasuk gua), memiliki departure time dan departure group berbeda-beda. Contoh: Gua, tujuan Sardinia dan Chandra tujuan Messina merupakan dep. group F dengan calling time pukul 9.30. Sedangkan Acha, tujuan Milano, memiliki departure time lebih awal. Gua gak tau pembagian waktunya gimana, jangan tanya gua dah.. 

Sebelum Acha berangkat, Srudits sepakat untuk sarapan bersama. Kami membayangkan buffet lengkap makanan enak-enak, karena menurut pengalaman teman-teman yang sudah berangkat ke negara tujuannya masing-masing, mereka dijamu makanan yang enak-enak. 

— Semalam sebelumnya, saat dinner, kita disuguhi kentang rebus dan lasagna terong. Berhubung itu adalah santapan pertama di tanah Italy, ya kita makannya sih dinikmatin aja, dibantu dengan sebotol Bon Capek level 10 yang gua bawa terus di tas selempang. Gua ikhlas tuh botol yang semula penuh, dipakai 14 orang, tersisa 1/8….. IKHLAS kok.. benerann.. — 
Para Srikandi Srudits saat makan malam, credits to: Sekar Mentari
Namun, saat keesokannya paginya bangun.. setelah merentangkan tangan, nguap, dan prosesi sakral lainnya demi membantu kedua mata melek, kami tersadar bahwa makan malam kemaren hanyalah sebuah cemilan yang masuk mulut, turun ke tenggorokan dan kemudian hilang begitu saja. Belum sempat diproses oleh lambung, saking gk nendang. Kami bangun dengan perut lapar dan siap makan nasi, spaghetti, atau pizza. Mohon dimaklumi, kami tumbuh besar 17 tahun di Indonesia. 

Ketika gua masuk ke ruang makan, (jika Anda sudah menduganya, maka kemungkinan Anda benar), mata gua terbelalak. Gua tersenyum dan kemudian menitikkan air mata. Indahnya pemandangan yang gua liat. Terdapat 3 meja besar yang ditaruh di tengah-tengah ruangan. BUFFET. Ketiga meja itu diisi oleh sajian masakan yang sangat amat praktis, take-away-able, dan memiliki rasa yang unik. 7-10 macam roti yang berbeda. Yang mayoritas semuanya hambar dan alot. 

Gua nengok ke beberapa temen Srudits, mereka pun tersenyum.. ada pula yang menangis ke kamar mandi.. (hehe bercanda nih). Gua flashback ke 2 hari terakhir. Tanggal 8 September, hari Kamis, saat berangkat ke Doha, gua sarapan bubur ayam seberang Apartemen Pavilion Sudirman Jakarta Pusat. Bubur ayam legenda yang udah jadi langganan setiap ke Jakarta. Bubur panas yang dicampur ayam suwir, cakwe iris, kedelai, emping, kerupuk udang, dan sambal edan. Makannya dengan cara dicampur dan kemudian disantap dengan cemilan lainnya. (For your information, saat ini gua nulis dan hampir netesin air liur). 

Kemudian tanggal 9, kita sarapan di pesawat, saat itu menunya ada 2: Omelette atau Roti Canai dengan bumbu curry India. Dibanding omelette, gua milih roti canai. Saat itu, gua lebih milih sesuatu yang menggunakan rempah-rempah. Alhamdulillah, gua menikmati, tetapi namanya porsi pesawat… Istilahnya kayak ngemut permen. 
Omelette Option punya temen, gua lupa foto yang Indian food. :)
Dan hari ini, 10 September, di RESTORAN HOTEL, gua makan roti yang rada-rada nyebelin karena dikunyahnya lama amir. Dan gua kasih bocoran tentang sarapan gua keesokan harinya. Gua sarapan hanya dengan secangkir teh dan 3 potong biskuit coklat. 

Kesimpulannya adalah, selama 4 hari tersebut, porsi sarapan gua telah mengalami penurunan gradual. Begitupun juga dengan tubuh gua yang selama 30 hari disini, sudah berhasil turun sebanyak 3kg. Dari 69 menjadi 66. Mungkin, di masa yang akan datang, gua akan nulis buku.. Aziz Relaxing Diet (ARD), dan bisa dibeli di toko buku terdekat. Harganya bisa nego, yang jelas lebih murah dari buku diet obsessive lainnya. 
———
Okay, urusan makanan selesai, satu per satu mulai dipanggil untuk diberangkatkan. Suasana lobby hotel menjadi ramai. Kita udah kayak jamaah haji nunggu bus. Koper gede dimana-mana, dan dilabeli. Name tag yang memiliki status WAJIB DIPAKAI. Bedanya cuma pakaian aja, kalau para jamaah haji pake kain putih, kita kaus kuning. 
Kurang Acha, Sonia dan Rana yang udah berangkat duluan :(

Selfie bersama terakhir 2016

Menunggu bus

Name Tag yang menunjukkan asal negara, nama, zona placement, chapter placement, transfer group, dan dept. time
Jam-tangan-orang-lain menunjukkan pukul 9.30, giliran grup F untuk kumpul. Grup F sendiri merupakan pelajar yang ditempatkan di area Sardegna dan Sicilia. Kita menggunakan 2 bus yang berangkat menuju bandara Roma-Fiumicino. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit. 
Sambil nunggu Check-in, Indonesia-......-German-China-Japan
Gua gak inget persis berapa banyak orang tujuan Sardegna ataupun Sicilia. Gua dan teman-teman terbang menggunakan maskapai Alitalia penerbangan AZ1563, berangkat pukul 1.05. Berhubung masih kena jetlag, gua menikmati perjalanan tersebut melalui alam mimpi aja dan pas lagi seru di alam mimpi, tiba-tiba terbangun oleh suara pilot yang mau nurunin pesawat. 

Fast forward —>  Touchdown di Bandara Cagliari Elmas pukul 2 siang. Semua serdadu kuning mengambil bagasinya masing-masing. Jantung gua semakin berdetak cepat, karena dalam hitungan detik, gua bakal ketemu dengan host fam. 


Deg deg. Deg deg. Slow motion. Serdadu kuning melangkahkan kakinya keluar dari aula pengambilan bagasi. Di luar sudah berdiri para host fam membawa poster/banner selamat datang. Blitz kamera cetak cetek. Tepuk tangan meriah. Jeritan ibu-ibu. Dalam hati: Gua artis. Dan inilah perjalanan 303 hari di negeri orang…

Comments

Popular Post