Dadakan ke Dorgali

Domenica, 18 Settembre 2016

Minggu pagi-pagi, gua disuruh mandi cepat-cepat karena kita mau pergi. Gua gak tau kemana, awalnya gua kira mau ke pantai, jadi gua pake celana pantai. Tapi kok gua liat host bro pake celana panjang, jadinya gua minta dijelasin tujuan dan arah hiidup kita (lebay). Ternyata, kita akan ke Corgali, sebuah kota kecil di the other side of the island yang berada di daerah perbukitan dengan suhu yang lebih dingin dan lebih berangin dibanding Marrubiu.

Akhirnya, gua pake baju kaos Indonesia dengan celana jeans, sepatu kats dan jaket item andalan. 

Dari Marrubiu, perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Tiba di Corgali sekitar jam 11.30. Kita berencana untuk bertemu dengan ponakan host mom yang lagi liburan disitu dengan pacarnya. Setelah kami dipertemukan.. kita pun mencari makan. Gua makan lamb chop dengan kentang rebus. Sayang banget, gua gk bawa sambal belibis. :( 

Setelah makan, kita menyusuri kota itu. Jadi dari 16-18 September, Corgali, yang merupakan bagian dari wilayah Barbagia, membuka kotanya untuk pariwisata. Beberapa rumah-rumah warga dijadikan museum kecil untuk memperlihatkan kerajinan, kebiasaan, masakan khas Corgali dan sekitarnya. Beberapa wanita disitu juga menggunakan pakaian tradisional. Gua kedapetan foto dengan mbak-mbak cantik yang menjadi duta pariwisata di hari itu.. menang banyak deh. 
Totalnya ada 56 rumah warga yang dibuka untuk umum dengan isi yang beragam. Dari mainan masa kecil, pisau khas Sardinia, hingga roti khas Corgali. Semua bisa dilihat, atau bahkan dibeli. 

Perjalanan hari ini cukup mengesankan, daerah perbukitan, kota dengan gedung tua berwarna-warni, dipadu pemandangan gunung batu yang menjulang tinggi, dan langit biru beserta beberapa kapas awan, ditemani lagu tradisional setempat, membuat lu merasa benar-benar berada di Eropa, benar-benar berada di Corgali, khususnya.. (yaa, emang sih di Eropa). 

Gua terkesan banget untuk trip hari ini. 
Terima kasih banyak!!!

Comments

Popular Post