Il Campo della Sardegna Squad (3) FINAL

Domenica, 16 Ottobre 2016 - Lunedi, 17 Ottobre 2016
Hari ke-3 dan Ke-4 Camp Intercultura
THE SHOW & THE FAREWELL

Yak... Hari ke-3 di camp.
Cuaca hari ini lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Mulai anget sampe ketek juga basah. Eh enggak deng. Tapi yang jelas, cuacanya hangat + adem dari angin laut. Jadi, setelah maem pagi, kami diijinkan main di pantai selama 1 hingga 1,5 jam. Ada yang main bola, duduk di tepi laut, atau bahkan rebahan di pasir. Dan gue? Gua diinterview oleh salah satu volunteer, di dalam gedung hotel.
-_-. Interview ini merupakan kegiatan wajib yang dilakukan secara bergiliran, gua aja yang dapat waktu pas orang lain di pantai. Interview ini semacam sesi curhat mengenai pengalaman dan keluh kesah selama disini. Karena gua lelaki Badja (Basuki-Djarot).. eits, gua gk nangis kok pas sesi curhat.

cuma banjir aja... hikks

-->
Setelah bermain di pantai, ada sesi-sesi seperti biasa. Setelah sesi pertama usai, makan siang pun menyambut kami. Ketika perut udah terisi, kembali dilanjutkan sesi kedua. Nah, gua seneng nih sama sesi kedua.

Sesi kedua ini membahas mengenai stereotypes. Buat yang gak tau stereotypes, bisa klik disini.  Jadi, kita di sedekahi selembar kertas, kemudian disuruh gambar beberapa wujud orang, contoh: Amerika, Prancis, Muslim, Gipsi, Kyrgyz, dll. Kemudian dibahas deh.. Intinya, bahwa stereotypes itu tercipta ya sebegitu adanya, asal jangan dibawa ke hal yang negatip. Enyak ama babe gua sih ngajarin kalo kita itu semua sama, hanya tampilan luarnya aja beda.

Okelah, sesi-sesi pada hari tersebut selesai sekitar jam 5.30 sore. Jam 8.00 malam merupakan dinner bersama, sedangkan seledai dinner jam 9.00, langsung ada talent show. Jadi, persiapan untuk talent show tersisa 2 jam 30 menit. Eh, gua belum cerita mengenai talent show kah?

Jadi, di camp ini, semua orang, termasuk volunteer bakal mempersembahkan sebuah pertunjukkan bakat. Bakatnya itu bisa bakat umum seperti musik dll. atau bahkan pameran kebudayaan. Nah, gua awalnya bingung mau nampilin apa. Kalo nyanyi, penonton seketika bakal enek, dan makanan yang baru dicerna, seketika hendak ingin keluar. Kalo main alat musik, bisa aja sih, tapi nadanya gak tepat. So, menari adalah andalan gua.

Cuma, gua kalo nari sendiri ngerasa agak gimanaa gitu. Ternyata, temen dari Hong Kong (Yuki), Turki (Eylul) dan Jepun (Nagomi) merasakan hal yang sama. Kami ber-4 itu sama-sama perwakilan tunggal di tanah Sardinia ini. Nah, memang pada dasarnya gua itu kreatif dan inovatif.. (wkwkwk, muji diri sendiri aja karena nunggu kepastian dikau tiada habisnya... -- apasih--), gua mengajak teman-teman tersebut buat bikin kelompok.

Bimsalabim, kami adalah kelompok The Solo Fighter. Kami akan menampilkan sebuah kolaborasi 4 kesenian dari 4 negara berbeda. Setelah disepakati, Yuki akan menyanyikan lagu dalam bahasa Mandarin. Nah, gua gak tau judulnya paan dah.. tapi liriknya begini:

Yau te' ce' cai tik lok soi.. tik lok soi.. tik lok soi..
Yau te' ce' cai tik lok soi.. bei soun cheng hoi... 

Maapkeun apabila penulisan salah, tapi kedengarannya begitu.
Yuki nyanyi, kami berdiri di belakang sebagai pager ayu ikut bersenandung.

Setelah lagu itu selesai, Nagomi membawakan sebuah tarian Jepang, diikuti oleh kami. Gerakannya itu dinamis yaa, awalnya gua susah ngikutin, namun, karena gua #TampandanOptimis, Alhamdulillah gerakannya bisa gua bawakan dengan nyaris sempurna.

Tarian berikutnya berasal dari Turki, dikomando oleh Eylul. Tarian ini biasa dibawakan saat orang menikah. (Yaa, malam itu gak ada yang menikah..).

Tarian terakhir dikomando oleh gua, merepresentasikan Indonesia. Kali ini, kami ngundang beberapa penonton untuk ikut gabung. Tarian ini gua pilih karena gak terlalu susah, mudah dipelajari dan diikuti. 'SAJOJO'.

Alhamdulillah, pertunjukan dari The Solo Fighter sebagai pembukaan dapat diterima dengan baik dan penuh antusias dari penonton. Mungkin, kedepannya, kami akan melakukan World Tour ke beberapa negara.

Jadi, the solo fighter merupakan pertunjukkan pertama. Totalnya ada 7 group yang akan tampil.

  1. The Solo Fighter --> Nyanyian dan Tarian dari 4 negara berbeda
  2. The King's Ambassador --> 5 anak Thailand yang menari dan menyanyi, mempersembahkan sebuah pertunjukkan yang didedikasikan kepada mendiang Raja. 
  3. Duet Opera China --> 2 gadis perwakilan dari China menyanyikan sebuah lagu opera berbahasa Mandarin. 
  4. The Hakuna Matata Group --> Sekumpulan perwakilan dari beberapa negara menyanyikan lagu Hakuna Matata (Lagu dari Lion King tahun 1994), dengan versi bahasa yang berbeda. 
  5. Siyang Gu --> Seorang pejantan tangguh ini berasal dari Bumi Tirai Bambu, bersuara lantang menyanyikan lagu dalam bahasa Mandarin. 
  6. Dmitar dal Bulgaria --> Gak hanya Siyang nih yang nyanyi solo, tapi perwakilan dari Bulgaria ini juga menyanyikan lagu Underpressure dari Queen. 
  7. The Latinos --> Group terakhir adalah teman-teman dari Amerika Latin yang berdansa ria khas latin Amerika.

Pertunjukkan ini semakin membuat kami menyatu. Tak lupa, momen malam itu diabadikan dalam sebuah foto. Sayangnya, malam ini merupakan malam terakhir untuk camp. Kami habiskan waktu untuk berdansa bersama hingga tengah malam, sebelum tidur dan beristirahat.

------------------------------------------------
Hari ke-4, hari ini gak bakal ada banyak kegiatan. Setelah sarapan, hanya ada review mengenai kegiatan selama 4 terakhir. Kemudian foto bersama di Pantai, dilanjutkan makan siang, dan kemudian menuju ke Stasiun Macomer.

Ada beberapa hal yang gua amati sejak tiba di Macomer pada hari pertama, awalnya para Latinos berkumpul membuat grup sendiri, kemudian European atau kulit putih ngumpul sendiri, sedangkan Asia umumnya menyendiri karena sikapnya yang lebih malu-malu.
With Vanda, from Thailand
Pada kegiatan di hari pertama, tentang sebuah jalan yang ingin dilalui bersama, gua mengatakan bahwa ekspektasi gua di hari terakhir adalah 31 anak dapat menyatu bersama. Dan Alhamdulillah, target itu secara garis besar dapat tercapai.
Bunk bed buddy - Evan dari California, Amerika
Ada sebuah kalimat mutiara dari Jalaluddin El Rumi: "Like a sculptor, if necessary, carve a friend out of stone. Realize that your inner sight is blind and try to see a treasure in everyone".
Dengan Mateo dan Gabi dari Chile
Jadi, sebenernya, semua stereotypes dan pandangan negatif terhadap orang, itu hanya pada luarnya. You need to carve that stone. Kalau pun bisa, kikis batu itu dikit demi sedikit, karena perlahan lu bakal liat isinya.
Dengan Aliisa dari Finlandia
Nah, bak sebuah mutiara, luarnya itu keras dan bisa kotor karena ditempatkan pada tempat yang kotor, lu mesti buka tuh kerang untuk menemukan mutiara yang berkilau di dalamnya. Because, there's a saying, that the beauty of the world lies in the diversity of the people. Dan kami sudah membuktikannya. Come as a stranger, leave as a family.

Comments

Popular Post