Il Campo della Sardegna Squad (2)

Sabato, 15 Ottobre 2016
Hari ke-2 Camp Intercultura.
THE TRIP TO "CENTRO DI BOSA"

Calling time adalah pukul 7.00 WITA (Waktu Italy). Dalam waktu 1 jam, 31 anak harus bergantian mandi dengan 6 bilik mandi berbeda. Ini sih gak seberapa dibandingin saat orientasi nasional di Jakarta. Buat temen-temen Lentera Kinanti Nusantara yang baca blog ini, sekalian nostalgia bagaimana kita bergantian mandi dengan air dingin subuh-subuh, kalau gak, ya pas dini hari selesai latihan talent show. 
Nostalgia Talent Show/Farewell Party LKN
Alhamdulillah, kamar mandi di hotel ini cukup bersih, gak seperti hotel pas ornas. Kemudian, air yang keluar dari ujung shower juga lebih deras, kembali membayangkan air kamar mandi hotel ornas Jakarta yang keluar tetes demi tetes. Terakhir, kamar mandi di hotel Bosa punya air hangat, jadi gak masalah mau mandi kapanpun, teringat dengan kamar mandi di hotel ornas yang suhunya lebih dingin dari suhu udara di luar kamar. But, at the end of the day, pahitnya kamar mandi hotel ornas mengkristalkan tekad gua untuk melewati segala tantangan yang ada di bumi Mussolini ini. Gua juga ingin mengucapkan terima kasih buat Odie yang sekarang lagi di Belgium, sering tersesat hingga nginep di KBRI, karena selama ornas, Odie jadi temen mandi jam 3 subuh untuk menghindari antrean panjang saat bangun. Catt: Tentu mandinya di bilik yang berbeda.
Hotel kami di sebelah kiri, kecil..
-- Okay, kembali ke camp Bosa. Semua sudah siap untuk sarapan pukul 8.00 WITA. Sarapan seperti biasa, 2 potong biskuit, 2 lembar roti ukuran 1/8 kertas A4, dan secangkir minuman hangat yang bisa kita ambil sendiri. Pilihannya adalah teh, susu atau kopi. Selama 3 hari sarapan di camp, gua minum susu terus. In fact, gua selama disini, gua sarapan dengan segelas susu. Karena segelas susu, setara dengan 3 permen milkita.

Setelah sarapan, ada kegiatan ice breaking di pantai, cuma bener-bener gak enak dah. Anginnya dingin, pasirnya dingin, semua dingin. Jadi gak banyak yang bisa diceritakan. Mungkin, foto selfie ini yang bisa menjelaskan.

Kiri: Vanda (Thailand) | Belakang: Katrin (Iceland) | Samping Gua: Mariel (Paraguay)
Selanjutnya kami dibagi menjadi 3 kelompok seperti sehari sebelumnya. Kegiatan pagi itu lebih banyak membandingkan masalah sekolah di Indonesia sama disini. Well, gua nyantai aja, soalnya sekolah gua disini, --- selain dari masalah gua dengan guru Sastra Italy ---, gak terlalu membuat gua kejeblet.

Kegiatan kelompok ini memakan waktu dari pagi sampai menjelang maem siang. Perut gua udah gak karuan menjelang detik-detik makan siang. Untungnya makan siang saat itu bisa jadi pembalasan dendam. RAVIOLI. Bagi yang gk tau ravioli, itu semacam pasta yang ada isinya. Bentuknya kotak mirip spongebob.

Skip lah ke highlight of the day. Ketika perut ini sudah diisi sejumlah masakan Italy, panitia camp ngajak jalan ke pusat kota Bosa. Tapi jarak dari Pantai ke pusat kota sekitar 15-20km pulang pergi. Cuma, pegel di kaki lu gak bakal kerasa dah. Sebelum tiba di pusat kota, ada sebuah sungai yang membentang, memisahkan posisi kami saat itu dengan kota Bosa.


Termenung

Indahnya kota tua, bangunan tinggi yang ramping bak sebatang pensil, dengan warna yang berbeda-beda, warbyazah. Bosa ini merupakan kota yang terletak di dataran tinggi. Cek aja deh di google. Di puncak sebuah bukit, terdapat kastil tua dari zaman dahulu kala. Antik. Menarik. Mempesona.. JUST LIKE YOU!


Setelah jalan naik ke puncak tertinggi kota Bosa, kemudian turun lagi, kami ngisi bensin dulu di salah satu gelateria dan caffetteria yang terletak di Piazza IV Novembre. Duduk di salah satu sudut taman kota, menikmati angin sepoi-sepoi dengan seberkas sinar mentari yang menghangatkan tubuh, ditemani secangkir cappuccino, momen mana yang bisa ngunggulin?



Sayang, waktu bebas semacam ini gk lama. Kita kudu balik ke hotel, yang artinya jalan lagi beberapa kilometer. Gua mesti balik nih ke Bosa. Kota romantis, for you and me. <3 hahaha


Comments

Popular Post